Universitas Airlangga

Selasa, 15 Agustus 2017

Bedak Tabur

Empat orang mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dalam inovasinya berhasil memanfaatkan kandungan fenol dari daun sirih, kemangi, serai, dan daun beluntas (luntas) untuk membuat Bedak Tabur Multipurpose (Beta-TIP) yang dapat mengatasi penyakit kulit secara all in one, yakni baik sebagai bedak tabur, masker alami, hingga deodoran.

Prospek yang baik karena terdapat beberapa komposisi bahan alam lainnya yang berkhasiat, membuat Dirjen Dikti pada Kemenristekdikti memberikan dana pengembangan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKMK) tahun 2016. Keempat tim mahasiswa FF UNAIR itu adalah Danik Mahfirotul H (Ketua), Risqy Sobriya A, Lisa Tri A, dan Annita Putri.

Saat ini produk Beta-TIP (Bedak Tabur Multipurpose) ini masih dalam tahap pengurusan registrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa menjadi kosmetik yang dapat dijual bebas di pasaran.

Dijelaskan oleh Danik Mahfirotul, Ketua kelompok PKM ini, latar belakang inovasi ini dilakukan karena penyakit kulit masih menjadi salah satu penyakit yang memiliki prevalensi tinggi di negara tropis, seperti di Indonesia ini. Sebab tingkat suhu udara rata-rata yang tinggi hingga mencapai diatas 30ยบ C mengakibatkan banyak menimbulkan berbagai kelainan pada kulit seperti, gatal-gatal, ruam, biang keringat serta keluhan bau badan.

Tahun 2011 saja, penyakit kulit dan jaringan subkutan menjadi peringkat ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit se-Indonesia, yakni 192.414 jumlah kunjungan dengan 48.576 kasus baru (Kemenkes, 2012). Penyakit kulit di Indonesia umumnya lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, dan penyakit dasar alergi.

Selama ini memang banyak solusi yang ditawarkan untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit tadi. Mulai dari berbagai macam merk bedak tabur, masker alami untuk kulit, hingga deodoran modern yang mengandung berbagai bahan kimia berbahaya. ”Dari sinilah kami tim PKMK Farmasi UNAIR termotivasi ingin membuat bedak tabur multipurpose yang mampu membuat produk berkhasiat secara all in one,” kata Danik.

Ditambahkan, bahan yang dipergunakan membuat bedak tabur ini 100% perpaduan bahan alam yang telah teruji khasiatnya untuk kesehatan kulit. Misalnya kandungan fenol dari Sirih dan Kemangi dapat berguna sebagai antiseptik dan antifungi yang mampu mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur pada kulit. Kemudian kandungan daun beluntas dipercaya dapat membantu menghilangkan bau badan, dan masih terdapat beberapa komposisi bahan alam lainnya yang berkhasiat diantaranya serai.

Produk bedak antiseptik ini dikemas secara ekonomis yang menarik dan praktis untuk bisa dibawa kemana-mana. Beta-TIP juga dapat digunakan untuk semua kalangan usia dan berbagai jenis kelamin tanpa khawatir efek samping penggunaan yang berbahaya. Menggunakan produk ini juga bisa untuk menjaga agar kulit ketiak tetap kering, dapat mengurangi iritasi akibat bahan kimia, alergi, menghambat pertumbuhan bulu ketiak, dan tentunya tidak meninggalkan bekas noda pada pakaian.

“Penggunaan Beta-TIP sebagai produk kesehatan alami, jadi  tidak memerlukan aplikasi yang sulit. Hanya perlu untuk menaburkan bedak secukupnya kemudian diratakan ke bagian tubuh yang gatal atau kulit ketiak,” kata Danik Mahfirotul H.

Diyakini mereka, produk ini punya peluang pasar yang baik karena sasarannya semua kalangan, baik pria maupun wanita, dewasa maupun anak-anak. Apalagi produk ini dibandrol hanya seharga Rp 8.500 untuk satu kemasan sachet 15 gram.

Berdasarkan uji coba di pasaran selama ini, beberapa konsumen sudah merasakan manfaat bedak multikhasiat Beta-TIP ini, selain bisa digunakan sebagai pengganti deodorant, juga dapat digunakan mengobati penyakit kulit seperti biang keringat dan gatal karena alergi.

“Kami akan segera memproduksi kemasan cup 40 mg yang lebih hemat harga dan memiliki kemasan yang menarik,” tambah Danik mengakhiri keterangannya.




Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana
Cari juga bahan risetmu di sini

Keringat dan Bau Badan

Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki suhu cuaca relatif panas. Suhu panas ini bisa memantik masalah serius, yaitu derasnya keringat yang berlebih dan bau badan (BB) yang terjadi pada masyarakat, sehingga dapat menurunkan kepercayaan diri.

Berangkat dari masalah itulah lima mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Noor Annisa Mones (2016), Nurullia Tanjung (2016), Anita Probo (2016), Ade Prima (2016), dan Fayruz Aquila (2014), membuat inovasi produk yang dapat mengatasi keringat berlebihan dan bau badan, sekaligusmencegah noda kuning pada ketiak baju.

Keberhasilan inovasinya itu kemudian dituangkan dalam proposal pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan judul “COOLPACK SUKET (Cooling Pack Sehat untuk Ketiak)”. Setelah dinilai oleh Kemristekdikti, proposal ini lolos untuk memperoleh dana pengembangan dalam program PKM tahun 2016.

Inovasi kelima mahasiswa UNAIR ini menghasilkan produk Aloe-deopads, produk yang terdiri dari pads dan gel yang mengandung lidah buaya (Aloe vera L.). Menurut Noor Annisa Mones, Ketua TimPKM-K dari Fak. Farmasi UNAIR ini, hasil inovasinya ini sudah melalui survei pasar dengan responden mahasiswa dan masyarakat dan menuai respon sangat baik.

“Kami telah melakukan survei pasar menggunakan angket online dan hasilnya cukup baik di masyarakat. Survei itu kami lakukan pada Maret 2017 dengan 69 responden yang merasa penasaran dengan produk kami dan berharap produk ini segera direalisasikan,” terang Mones.

Pads yang dapat menempel pada baju yang disertai gel Aloe vera L ini berkhasiat dapat meminimalkan tumbuhnya bakteri penyebab bau badan. Aloe-deopads merupakan alternatif dari deodorant yang dapat digunakan masyarakat untuk mengatasi keringat berlebih dan bau badan.

Aloe vera L atau lidah buaya mengandung senyawa antrakuinon yang dapat menangkal bakteri, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. Selain itu gel Aloe vera L ini memiliki kandungan air yang tinggi yang bersifat dingin sehingga dapat mengatasi keringat berlebih.
Mones Dkk juga mengemas hasil inovasinya ini dengan desain yang unik, sehingga mampu menarik minat calon pembeli. Aloe-deopads dapat dipesan melalui LINE dengan id @flh8206j atau Instagram dengan akun aloedeopads.

Cara penggunaan Aloe-deopads ini dengan menempelkan pads pada bagian dalam ketiak baju. Kemudian gel Aloe vera L. dioleskan pada pads sesuai takaran. Aloe-deopads ini dinyatakan aman karena gel Aloe vera L. yang kami gunakan sudah terbukti manfaatnya. Oleh sebab itu, konsumen tidak perlu ragu menggunakannya untuk mencegah keringat berlebihannya.

“Dengan harga Rp 25.000 konsumen akan mendapatkan dua pasang Aloe-deopads yang memberikan sensasi dingin pada ketiak, sehingga tak perlu malu lagi akibat keringat berlebih,” kata Mones.




Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana
Cari juga bahan risetmu di sini

Kamis, 10 Agustus 2017

Herbal Sanitizer

Masalah sanitasi masih menjadi salah satu problem terbesar kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data World Economic Forum, kualitas toilet Indonesia berada pada peringkat 40 dari 140 negara. Data global juga menyatakan bahwa toilet umum di Indonesia yang memenuhi standar kebersihan baru mencapai 50 persen.

Kualitas toilet yang masih rendah dapat menimbulkan penularan berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri yang bersarang di toilet umum seperti E. coli, S. aureus, dan K. pneumonia.
Selain itu, jumlah pekerja dan pelajar yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah dipastikan menggunakan toilet umum.

Berangkat dari permasalahan di atas, lima mahasiswa S-1 Pendidikan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang beranggotakan Husniatul Fitriah (2014), Malisda Irwantri Leonald (2015), Hatif Indra Nur Septiyanti (2014), Muhammad Aviv Addin (2014), dan Rendha Kusumaning Kristiwi (2014), memiliki gagasan untuk membuat produk obat semprot ekstrak daun sirih bernama Hezer.

Gagasan tersebut tertuang dalam proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM–K) berjudul “HEZER (Herbal Sanitizer): Solusi Jitu Mengurangi Penularan Penyakit melalui Toilet Umum”. Proposal tersebut berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti tahun 2017.

“Herbal Sanitizer merupakan produk toiletries (perlengkapan mandi) dengan ekstrak daun sirih yang ampuh membasmi bakteri dengan cara yang cukup praktis, yakni cukup disemprotkan pada dudukan toilet umum dilap bila perlu dan toilet umum bersih siap digunakan,” tutur Husnia.

Indra menyebutkan, produk sanitasi memang sudah banyak sebelumnya. Namun, mereka mengkombinasikan ekstrak daun sirih yang mampu menghambat bakteri lebih besar. Daun sirih mengandung turunan fenol yakni kavikol dan kavibetol yang memiliki kemampuan antiseptik atau desinfektan, antioksidan, dan fungisida dengan aktivitas aktibakteri enam kali lebih efektif daripada senyawa flouride dan fenol biasa.
PRODUK-produk yang sudah dihasilkan. (Foto: Istimewa)
Keunggulan lainnya, produk Hezer yang memiliki netto 30 mililiter mudah digenggam dan dibawa. Cara penggunaannya pun praktis. “Satu botol Hezer dapat digunakan hingga 30 kali. Hezer disemprotkan di lima titik dudukan toilet umum dengan jarak penyemprotan 25 cm dari permukaan dudukan toilet. Tunggu lima detik, maka dudukan toilet akan mengering dengan sendirinya dan siap untuk digunakan,” tutur Indra.

Sampai saat ini, 152 produk Hezer sudah sampai di tangan konsumen area Jawa dan Sumatera. Dengan harga Rp 16ribu per botol, masyarakat sudah bisa melindungi diri dari bakteri-bakteri di toilet umum.

“Hezer mudah dibawa kemana-mana dan bisa digunakan secara praktis. Jadi, saya sudha tidak merasa khawatir kalau mau ke toilet umum,” ungkap Defviana, salah satu konsumen Hezer.
Anggota tim Hezer, Rendha, menyatakan ke depan pihaknya akan mengembangkan produk dalam bentuk tisu basah agar orang yang tergesa-gesa bisa lebih efisien dalam menggunakan toilet umum.



Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana

Cari juga bahan risetmu di sini

 

Suku Osing

Ritual adat “Kebo-Keboan”, bagi masyarakat Osing di Kabupaten Banyuwangi merupakan tradisi upacara adat yang harus dilestarikan. Ibaratnya ini sudah mendarah-daging sebagai keharusan tradisi. Bahkan ketika masyarakat tidak melaksanakan upacara adat yang sudah berlangsung sejak abad 18 itu, diyakini mereka akan terserang berbagai penyakit. Itu yang diyakini masyarakat Desa Alas Malang dan Desa Aliyan, di kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini.

Itulah yang mendorong mahasiswa FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan penelitian ritual adat “Kebo-keboan” sebagai upaya meningkatkan eksistensi nilai budaya oleh petani Penghayat Kepercayaan bagi Suku Osing di Banyuwangi.

Keempat mahasiswa FISIP tersebut, yaitu Muhammad Yaumal Yusril, Piping Tri Wahyuni, Dian Rizkita Puspitasari, dan Leny Yulyaningsih. Mereka kemudian menuangkan penelitian itu dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian sosial humaniora (PKMSH) yang berjudul “Ritual Adat Kebo-keboan Sebagai Upaya Meningkatkan Eksistensi Nilai Budaya Oleh Petani Penghayat Kepercayaan di Suku Osing Banyuwangi”.

Setelah diseleksi oleh Kemenristekdikti, proposal PKMSH yang diketuai Muhammad Yaumal Yusril ini berhasil lolos, sehingga meraih pendanaan penelitian dari Dirjen Dikti dalam PKM tahun 2016.

Ritual adat “Kebo-keboan” merupakan salah satu dari beragamnya ritual atau upacara adat tradisional, baik yang secara keagamaan maupun kepercayaan leluhur yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh masing-masing masyarakat pendukungnya. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman budaya telah menunjukkan masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, dan salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah beraneka ragam ritual dan upacara adat tadi.
unair
SALAH satu pelaksanaan tradisi adat “Kebo-Keboan” yang selalu menarik perhatian masyarakat. (Foto: Istimewa)
Dijelaskan oleh Muhammad Yaumal Yusril, dalam menjaga tradisinya itu masyarakat asli Desa Alas Malang dan Aliyyan selalu mengadakan ritual ini secara turun-temurun setiap tahun yang bertepatan pada bulan Suro atau Muharam. Warga setempat sangat antusias dalam melaksanakan upacara adat ini, bahwa warga asal dua desa itu yang tinggal di luar daerah, bahkan luar Jawa, rela untuk pulang ke Banyuwangi untuk mengikuti proses ritual “Kebo-keboan”, walau pun secara materi tidak memperoleh (materi) apa-apa.

Warga desa tradisi juga sadar untuk melakukan regenerasi untuk melestarikan budaya ini. Mereka pun mendirikan lembaga adat secara terstruktur. Regenerasi itu dinilai berhasil, salah satu tolok ukurnya, orang-orang muda sangat menginginkan untuk menjadi pelaku upacara adat “Kebo-keboan” itu, karena dengan menjadi pelakunya maka kaum muda Osing berharap imbalan berupa kenikmatan, kesehatan, kesejahteraan, dan rezeki yang berlimpah.

”Tingginya kepercayaan masyarakat untuk melestarikan tradisi adat ‘Kebo-keboan’ inilah yang membuat kami tertarik menelitinya untuk menelusuri lebih dalam akan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut,” kata Muhammad Yaumal Yusril.




Daftar Fakultas di Universitas Airlangga :
  1. Fakultas Kedokteran
  2. Fakultas Kedokteran Gigi
  3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Fakultas Hukum
  5. Fakultas Psikologi
  6. Fakultas Farmasi
  7. Fakultas Ilmu Budaya
  8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat
  10. Fakultas Sains dan Teknologi
  11. Fakultas Perikanan dan Kelautan
  12. Fakultas Kedokteran Hewan
  13. Fakultas Keperawatan
  14. Fakultas Vokasi
  15. Sekolah Pasca Sarjana

Cari juga bahan risetmu di sini